Aku meh ngendiko sesuatu ya...

Foto saya
Semarang, Jateng, Indonesia
"sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna. Jika aku boleh berandai-andai maka aku ingin hidupku seperti sebatang lilin, yang kecil, namun sangat dahsyat. Mampu memberi dengan sepenuh diri, walaupun konsekuensinya adalah habis tak bersisa."

Minggu, Mei 15, 2011

MENYOAL TENTANG SEKS EDUKASI


Ngomongin kata sex didepan ortu mungkin kita udah langsung kena bentak coz itu jorok, saru kata orang jawa, tabu. Apalagi kita nyerocos ngomongin soal pro-kreasi, kissing, atau alat kontrasepsi bisa-bisa kita kena hukum. Hahaha… ini adalah fakta, dimana kita hidup dalam alam budaya yang masih menabukan ngomongin hal yng berbau seksualitas. menurut pengamatan saya, seks adalah masih menjadi topik yang ditabukan disebagian masyarakat bangsa kita. Padahal saat ini kita semua  tidak bisa menutup mata terhadap perkembangannya saat ini termasuk (mungkin) meningkatnya efek samping akibat kekurangpahaman soal seks termasuk peristiwa kehamilan di luar nikah,  perkosaan atau seks menyimpang gay, lesbian, tau bisex, dan lain-lain.
            Topik seks seharusnya dapat menjadi sebuah topic obrolan dan sebuah masalah yang bisa diobrolkan dengan baik antara orang tua dan anak-anaknya, antara guru dan murid-muridnya. Dimana orang yang dituakan oleh si anak, entah guru, orang tua atau siapapu mampu memberikan pemahaman dan perspektif yang  jernih dan positif soal seks (soal prokreasi, jenis kelamin, penyakit menular  dan lainnya) sehingga tercipta atmosfir non-kotor atau jorok lagi soal seks seperti yang terjadi selama ini (seks cenderung diklasifikasikan sebagai "kotor"?) karena toh peristiwa prokreasi, horny,dan reaksi lainnya itu alami terjadi di tubuh semua manusia, termasuk si orang tua.
            Diskusi soal seks bila dapat berjalan dengan baik antara orang tua dan anaknya (dilandasi asas moralitas, agama, dan pemahaman tentang sebab akibat) si anak tentu juga tidak akan mencari tahu dengan mencoba-coba sendiri yang bisa menimbulkan masalah baru karena ketidaktahuannya soal ini. Berapa banyak remaja sekarang yang tau soal sex dari internet, majalah stensil, teman, yang ga bisa dipertanggungjawabkan? Berapa banyak remaja yang salah mengerti? Apa lagi soal KNPI dan masalah penyimpangan perilaku seksual seperti pengertian gay, lesbian, bisex, sodomi, masturbasi, onani dan lainnya?
            Berapa banyak juga remaja kita ga hanya cewek, yang telah mencoba, ketagihan, melakukan tindakan-tindakan atau perilaku seksual? Kemudian si orang tua shock berat tau-tau anaknya udah tekdung atau parahnya kena PMS (penyakit menular seksual) padahal selama ini ortu hanya tau kalo anaknya alim, nurut, ga pernah macem-macem. Iklim budaya kita masih kaku untuk dapat menerima bila seorang anak menanyakan proses alami dari hal yang simple aja, mimpi basah atau menstruasi. Berapa banyak si ortu yang mau duduk bersama si anak untuk cerita mimpi basah tu terjadi karena bla… bla… bla… itu alami, jadi ga usah takut. Atau ngajarin anaknya make pembalut saat mens pertama. Padahal semua bapak-bapak dan ibu-ibu pernah juga ngalamin mimpi basah, mens buat pertami kali.
Monday, 28 February 2005, Kolom - Laporan Khusus
Tahun 2004, 560 Remaja Hamil ?Kecelakaan?

“…kalangan pengamat seks remaja dan pakar kesehatan reproduksi, sejak lama menengarai terjadinya pergaulan yang tidak lagi aman bagi alat reproduksi baik
perempuan maupun laki-laki. Fenomena hamil di luar
nikah, kawin muda, aborsi sebenarnya telah lama
menjadi bahan diskusi. Remaja masih termarginalkan
dalam pembicaraan seksualitas maupun kebijakan kebijakan.
Padahal, dalam dokumen Konferensi Internasional Pembangunan dan Kependudukan di Kairo
(1994), mengakui adanya hak-hak seksual dan reproduksi
sebagai hak asasi manusia (termasuk remaja). Namun agaknya remaja masih jauh dari akses pemenuhan
hak-haknya itu secara jujur yang dapat mengantar
mereka kepada perilaku (seks) yang sehat dan bertanggung jawab.

Sementara, upaya-upaya dari pihak luar dunia formal
pendidikan untuk membuka akses pemenuhan hak remaja
yang biasanya berstatus pelajar, terkendala banyak
hal. Antara lain mendapat tentangan dari kalangan
orangtua (dewasa), kalangan pendidik formal
(guru/institusi sekolah) bahkan juga para pemuka agama? lantaran dicurigai justru akan menyesatkan remaja ke
arah free sex. Hingga saat ini pendidikan seks masih
samar-samar saja. Pro-kontra untuk perlu atau tidaknya
pendidikan seks masih terus diperbincangkan kesehatan reproduksi. Kalangan pendidik bersikukuh pendidikan seks sudah dititipkan pada pelajaran lain. kata Dra Kusminari, Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki divisi untuk remaja, yakni? Sahaja (Sahabat Remaja)?Kenyataannya kurikulum tahun 2004 tidak ada yang mencantumkan soal pendidikan seks, terutama dari sudut pandang…” http://www.kedaulatan-rakyat.com

            Keingin tahuan anak tentang sex adalah wajar, aku ingat banget dulu kelas 2 SMP, sekitar tahun 2002 waktu aku masih imut banget (sekarang juga masih imut kok hehehe…) ada sebuah matapelajaran namanya religiositas. Dulu SMPku   adalah SMP yayasan katholik, namun ga semua siswanya beragam nasrani maka pelajaran agamanya diganti religiositas. Aku masih inget banget, dulu selama satu semester aku dan temen-temen dapat materi tentang seksualitas, alat-alat reproduksi, siklus haid, mimpi basah, proses kehamilan. Semau tergambar jelas dan gamblang, tak ada kata tabu ketika interaksi antara guru dan murid terjadi untuk membicarakan hal-hal itu, murid boleh Tanya apa aja, tentang homo, tentang masturbasi, onani, kenapa kok ada mimpi basah, guru pun anggap itu bukan pertanyaan kurang ajar, atau jorok. Aku juga inget tentang ajaran prokreasi alias usaha bersama antara wanita dan pria dalam ikatan pernikahan yang sah untuk membantu Tuhan menciptakan makhluk baru, atau regenerasi.
            Namun belum semua sekolah bisa menerapkan atau mengajarkan materi seperti ini dalam sekolah. Aku merasa beruntung sekarang, karena udah dibekali alat tempur sebagai tameng. Bisa dapat info penting, efek kalo kita nyoba-nyoba “praktikum biologi” terutama bab reproduksi tanpa kesiapan yang bener-bener. Dulu dibilangin juga, kalo nglakuin hubungan badan sebelum waktunya nikah bisa dosa, terus ceweknya bisa kanker rahim atau payudara, dan efek psikologisnya kaya malu, ga bisa maen-maen lagi coz harus ngurusin anak, ga bisa jeng-jeng ke mall dan sebagainya. Tanpa bermaksud menakut-nakuti, namun si guru telah berhasil membawa anak untuk dapat berpikir tentang akibatnya apabila si anak melakukan hal yang “macem-macem”.
            Yups… sebagai seorang calon guru dan anak muda, yang ga lama lagi aku akan menjadi orang tua. Why? Tanpa aku harus menikah, tanpa aku harus melahirkan dulu kurang lebih 2 tahun lagi, aku akan menjadi seorang guru (Mau ga mau harus mau dipanggil “Bu” oleh murid-muridku) jadi aku udah berasa tua.
Sungguh sangat menyakitkan melihat makin lama bukan malah makin berkurang namun terus aja terjadi kasus MBA, aborsi, PMS karena udah ML di luar nikah, bukan hanya sekedar isapan jempol atau data-data dari download aja namun ini benar-benar terjadi disekitarku. Teman sepermainanku waktu masih imut, banyak banget sekarang yang udah married, bukan semata karena cinta namun karena “kepepet” udah “kejadian dulu”. Akankah kita hanya membiarkan?
            Aku Cuma ingin usul, buat orang tua tercinta. Save your children! Biarkan mereka bertanya masalah sex, masalah perkembangan mereka pada orang tua mereka. Jangan tutup diri, namun duduklah bersama, kami sebagai anak-anak Cuma pengen tau aja. Dan yang pasti jangan anggap seks adalah topik kotor yang tabu, karena kalau kita makin tau tentang seksualitas kita bukan malah ingin mencoba-coba namun orang akan cenderung makin hati-hati.
Terus yang lebih pasti lagi, harus ada sex education yang bener-bener jelas buat remaja. Dari sumber-sumber yang terpercaya, seperti orang tua, guru dari sekolah, jadi ga ada lagi tuh kasus gara-gara anak penasaran terus nge-net nyolong-nyolong nonton bokep, atau betukar info yang sesat dari teman-teman sebayanya.
            Dengan adanya sex education ini, ada wadah bagi anak jika ingin bertanya seputar apa yang terjadi dalam tubuhnya. Kenapa dia mimpi basah? Kenapa tiap bulan cewek harus mens? Kenapa ada rasa da-dig-dug ga karuan kalau deket sama cewek/cowok yang menarik? Dan kenapa kenapa lainnya.Dan informasi ini tetap mampu dipertanggungjawabkan, tidak menyesatkan, dan yang pasti akan mengurangi resiko-resiko anak-anak mencoba-coba melakukan perilaku sex yang tak sewajarnya. (^_^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar