DONGENG PUTRI GENDUT
Dodo
Dikisahkan pada jaman dahulu kala hiduplah seorang putri yang sangat baik hati. Putri adalah gadis yang baik hati, cerdas dan periang selain itu parasnya cukup manis. Namun sayang ia memiliki berat badan yang melebihi berat badan ideal.
Banyak pelayan yang memandang sinis pada sang putri.
“Walaupun baik hati, cerdas, ramah dan baik hati, sayang ya... Putri memiliki kelebihan berat badan yang tidak ideal!”
Lalu sahut pelayan satu lagi
“Iya... Apakah nanti akan ada pangeran yang bersedia meminang sang putri?”
Begitulah kasak-kusuk dibelakang punggungnya yang sering didengar ketika sang Putri lewat.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Aku bukan cewe abnormal yang telahir tanpa hidung atau dengan susunan perabot muka yang abstrak, mulut ada di dahi atau mata yang satu nyangsang di pipi dan yang saru lagi di dagu.
Aku juga bukan cewe aneh dari planet lain yang ga punya jari tangan tangan dan kaki atau diantara sela-sela jari tangan dan jari kakinya ada gelambir renang seperti yang dimiliki kaki bebek.
Im really normal!
Tapi menjadi seorang cewe dengan predikat aneh dan kayanya “ga banget” karena aku GENDUT.
Dengan sepenuh hati aku membenci kata itu dan seluruh sinonimnya dan aku sangat merindukan antonim dari kata yang maksiat dan bisa meluluhkan rasa PD yang aku bangun dengan susah payah.
Jika ditanya apa kelebihan dan kekurangan anda? Dengan lantang dan lancar sekali aku mampu menyebutkan tanpa harus berpikir panjang.
“saya memiliki kelebihan berat badan, kelebihan lemah tubuh, kelebihan massa tubuh. Kekurangan saya adalah kurang tinggi, kurang langsing, kurang singset, dan sehingga kurang menarik” Jawab saya.
Kenapa sih cewe dianggap sempurna ketika dia LANGSING? Kenapa juga prototipe cewe sempurna adalah langsing, putih, tinggi, dengan lekuk tubuh yang sempurna perut datar, dada dan pantat membusung sempurna, kaki jenjang dan mulus? Kenapa juga ga hanya cowo tapi juga cewe sering banget bilang “IH... GENDUTAN ya sekarang?” Atau kasak-kusuk dibelakang punggung menuding-nuding dan bilang gendut-gendut.
WHY????
Apakah gendut itu dosa? Apakah gendut atau over weight itu sama dengan impoten? Tanpa prestasi dan sangat menyedihkan?
ARGHHHH....
Aku pengen langsing. Percuma menjadi seorang dengan IPK cum laude 3,89, ga pernah ada artinya karena yang pertama diliat orang adalah fisik bukan apa yang ada dalam fisik. Dongeng selalu menceritakan sosok wanita yang cantik, langsing, tinggi, rambut panjang mengkilap dan akhirnya hidup bahagia selamanya dengan pangeran yang juga tampan. Ga pernah ada dongeng yang mengkisahkan putri yang gendut dan akhirnya bahagia selamanya bersama pangeran tampan.
Ini ga adil dan sangat diskriminatif.
Aku pengen kurus! Pengen cantik! Dan pengen punya cowo!
-----------------------------------------------------------------------------------------
LOVEKRONICLE SICKNESS
Lin.
Skala 1 hingga 10.
Lin akan berada pada skala 5.1 atau sedang-sedang saja. Lin bukan bintang kampus atau dulu semasa sekolah menengah bukan cewe yang digandrungi semua cowo, yang kalau valentine akan mendapat banyak kiriman coklat, bunga, kartu atau any gift dari secret admirer yang mengaku sebagai someone. Malah nihil. Sepi tanpa ada coklat, bunga, kartu surat cinta, satu-satunya coklat yang bisa dinikmati adalah coklat yang dibeli sendiri dan dinikmati sendiri. Kalau mau bunga ya petik sendiri. Semua serba prasmanan, swalayan.
IPK 3.89 dengan predikat mahasiswa berpretasi peringkat 3 ga juga memberikan efek baik pada raport kisah asmara Lin. Hingga tingkat 7 dan udah mulai skripsi masih belum ada satu pun cowo yang pernah berstatus pacar. Entah kenapa. Mungkin hipotesis “cewe langsing tapi bego lebih diminati cowo daripada cewe pinter tapi gendut”, udah menjadi sebuah teori yang valid dan sampai sekarang masih belum terbantahkan. Mau bukti? Emang ada Barbie dengan badan gembrot, kulit item, rambut kriwil-kriwil, kaki seperti pentungan raksasa, badan pendek, leher ga ada coz antara dagu dan dada hampir nempel coz ketutup lemak? Taruhan deh pasti ga ada.
Lin.
Hampir frustasi rasanya.
“Apa sih salahku? Emang kenapa kalo aku gendut? Apa aku dosa ya kalo gendut? Emang apa yang salah dengan tinggi 160cm dan 70kg? Aku ga pernah jadi aktor film blue, atau tersangka kasus kriminal. Aku sungguh benci dengan kata gendut. Aku ga minta kok terlahir sebagai orang gendut. Kalo aku boleh milih aku pengen jadi orang yang langsing, cantik, pinter, kaya”.
Hingga dalam doa pun aku meminta pada Tuhan agar ada mukjijat sehingga TRING... Aku bisa langsing dan cantik sehingga ada cowo yang mau mendekat dan menjadi pacarku. Lelah banget rasanya tiap kali ketemu teman lama bilang “Lin, tambah subur aja” atau “Lin, sekarang gemukan ya” atau “Lin ya? Duh... sampai ga ngenalin deh, tambah gemuk aja”. Aku lelah banget. Kenapa sih ga pernah bilang “Lin, selamat ya kemarin juara 1 lomba poster” atau “Lin, kapan ni bikin komiknya? Ilustrasi yang di majalah Smarteens bagus deh” atau hal lain yang positif dan membangun serta lebih melihat semua bukan hanya bungkusnya tapi isinya.
Kembali pada skala 5.1. Semua hanya berdasar fisik. Laki-laki ga pernah melihat 4.9 yang mereka buang menjadi sesuatu yang berarti banyak untuk Lin. Menurut para pria 4.9 adalah sisa, tapi 4.9 adalah kebanggaan untuk Lin, 4.9 adalah harga diri yang sangat diperjuangkan Lin selama ini, prestasi, semangat untuk maju dan be a winner not a losser.
Lin pengen banget bisa kaya Shin Min Ah yang langsing, cantik dan imut di My Girlfriends is a gomiho yang karena kecantikannya harus dikurung 500 tahun di dalam lukisan karena kecantikannya sangat mengganggu ketenangan para wanita dan istri-istri.
Atau secantik, smart, menggemaskan, dan seberuntung Geum Jandi dalam Boys Over Flower yang dicintai Goo Jun Pyo dan Yun Ji Hoo yang sangat tampan, kaya, pinter, nyaris perfect.
Atau Chun Hyang, atau Song Hye Kyo atau Park Shin Hye Go Mi Nam –nya A.N JELL, atau semua cewe-cewe di K’drama yang Lin sukai.
Masalah cinta dan cowo adalah masalah yang sangat menyiksa batin dan hari-hari Lin. 22 tahun yang menurut penduduk desa Leksono di Wonosobo sana, waktu KKN 1 tahun lalu adalah perawan tua karena belum nikah. Boro-boro nikah, pacar aja ga ada.
AKU PENGEN KURUS!!!
-----------------------------------------------------------------------------------------
Sang Putri menjadi sangat murung. Makin lama pelayan-pelayan istana membicarakan dirinya dan kekurangannya dalam segi fisik itu. Hal itu mengganggu pikirannya, mengubahnya menjadi Putri pemurung, pendiam dan tidak seceria semula serta sangat rendah diri.
Adiknya telah dipinang pangeran negeri seberang.
Dalam hitungan minggu ia akan menikah dan berbahagia dengan sang pangeran tampan, dan meninggalkan kakaknya yang jelek sendirian di istana tanpa seorang pun datang meminangnya.
Lin merindukan kehidupan normal yang selama ini ga pernah dia jalani. Masa-masa ABG dan puber, dengan pacaran, cinta monyet, dating, surat cinta, valentine. Ibu menuntut Lin menjadi gadis yang pintar dengan nilai yang selalu sempurna. Jadi yang tertinggi dan terbaik dari dulu. Hidup dalam tekanan seperti panci presto. Harus selalu perfect. Ibu juga melarang Lin untuk pacaran. Kata Mama “Lin ga boleh pacaran, baru boleh pacaran kalo udah kerja dan lulus kuliah. Buat apa pacaran, liatkan apa hasilnya kalo pacaran? Kamu mau hamil diluar nikah?” Begitu kata Ibu.
Lin ga ingin mengecewakan Ibu yang udah susah payah biayain kuliahnya. Sejak Bapak minggat dengan selingkuhannya 10 tahun lalu Ibu yang menanggung semua kebutuhan rumah tangga dari hasil mengajar dan usaha sambilan menerima jahitan.
Hidup pas-pasan tapi Lin ga pernah mengalami kekurangan, itu yang terjadi. Udah mirip kisah sinetron banget ya? Tapi sinetron mana sih yang lakon utamanya seorang cewe gendut bantat! Ga ada.
Lin adalah anak Ibu yang baik dan membanggakan. Itu versi Ibu, versi Lin, Lin adalah anak yang menderita kurang kasih sayang coz belum pernah pacaran. Sebetulnya satu hal yang mengganjal dihati Lin. Lin ingin menanyakan pada Ibu tentang temuannya.
Dua minggu lalu, pihak kampus meminta copyan akta lahir sebagai salah satu syarat untuk pengajuan beasiswa dan asisten laborat fakultas. Saat itu ibu belum pulang, terpaksa Lin sendiri yang membongkar lemari tempat Ibu biasa menyimpan file dan surat penting. Lalu ga sengaja Lin liat surat nikah Ibu dan Bapak yang masih disimpan Ibu. Lin pikir surat itu udah Ibu bakar atau buang jauh karena pernikahan yang udah ada ternyata malah menjadi petaka dan sakit hati buat Ibu. Pada surat nikah itu tertera pernikahan Sitoresmi dengan Baskara pada tanggal 8 Juli 1988. Kemudian Lin ingat Ibu dulu sering meceritakan betapa Lin terlahir sangat sehat, montok, sangat lucu dan tidur terus dan ibu sangat bahagia. Satu hal lagi Ibu bilang Lin lahir tepat waktu bukan prematur.
Seperti Bom dijatuhkan diatas kepala, Lin lahir 31 Desember 1988 menjelang tahun baru. Berarti... Lin anak hasil MBA (married by accident). “Aku anak yang ga diinginkan. Aku ada karena kecelakaan yang ga pernah diperhitungkan sebelumnya. Apa ini yang bikin Bapak selingkuh dan meninggalkan kami? Apa Bapak terpaksa aja menikah sama Ibu karena nasi udah jadi bubur? Apa karena aku keburu ada?” Pikiran ini terus berkecamuk dibenak Lin dua minggu terakhir. Namun satu yang melegakan, Lin masih diinginkan karena hingga saat ini Lin boleh merasakan hidup dan menghirup udara bebas. Ga kebayang banget deh kalo dulu Ibu sama Bapak tega lakuin aborsi. Menyeramkan. Mungkin tubuhku sekarang berakhir di septiktank klinik aborsi, bercampur dengan kotoran manusia. Hyeksss...
Hingga saat ini Lin hanya diam, ga berani tanya atau bilang Ibu. Takut ibu malah sedih, tapi sungguh rasanya hidup menjadi sangat sesak dan berat untuk Lin. Hanya bisa menanggung semuanya sendirian. Lin pengen kaya cewe normal lain. Punya pacar, bebas hang out tiap malem minggu, nge-date sama cowo yang statusnya pacar, ada yang merhatiin, dan obsesi terbesar Lin adalah tiap minggu bisa pergi ke Gereja bareng pacar. Apa Ibu melarang aku buat punya pacar karena pengalaman buruk Ibu yang harus nikah karena MBA? Gimana harus bilang Ibu. Aku hanya pengen kaya gadis lain, gadis yang normal yang ga dibilang kuper, gadis lain yang kayanya hidup itu sangat enak dan mudah serta penuh kisah seru yang ga aku miliki. Aku yakin, aku masih bisa punya IP bagus seperti harapan Ibu jika Ibu kasih ijin buat aku. Aku masih bisa pertahanin beasiswa itu hingga lulus. Masih tetep dapet kontrak asisten Lab untuk semester depan.
PUSING... RUWET... Lebih ruwet dari soal ekonometri sekalipun.
“Lin makan malam”
“Iya Bu, Ibu dulu aja, aku masih tanggung ni ngerjain paper Keuangan besok pagi presentasi”.
“Kamu diet ya? Ga usah diet-diet segala. Emang apa bagusnya badan kurus tapi penuh penyakit, anorexia, bulimia, anemia, dan mia-mia lainnya”.
“Sapa yang diet Bu, Lin Cuma lagi ngerjain power poin buat besok presentasi, nanti kalau udah selesai juga Lin makan.”
“Ya sudah Nduk”
Fiuhhhh...
Hampir ketahuan nih. Susah banget si lolos dari ritual makan malem bareng Ibu. Rencana si mau diet ngurangin makan, ga makan malem, ga ngemil, ga minum susu, makan makanan kambing biar sehat. Baru juga mau jalan satu hari masa udah mau gagal ketahuan. Tapi beneran aku ga bohong kok aku bener-bener ngerjain tugas Keuangan, terus beneran besok presentasi. Ibu bilang aku ideal, ga gemuk banget kok. Ga gemuk trus ideal dari hongkong ya? 160cm 70kg udah over 10kg. Buat Ibu mungkin ga penting, ga sepenting walaupun sama-sama 10kg) beras 10kg banding over fat 10kg, buat aku 10 kg adalah masalah besar. Sebesar masalah Gayus yang nilep uang pajak terus dengan santai melenggang keluar negeri.
Ngomongin BB sama Ibu ga akan pernah mencapai kesepakatan. Ibarat ke Semarang dari Jogja, Ibu Lewat Magelang aku muter sambil piknik ikut bis Joglo Semar (Jogja-Solo-Semarang) yang sama sekali ga melewati Magelang. Searah namun ga bakalan ketemu ditengah jalan walaupun endingnya sama-sama nyampe Semarang. Percakapan tentang berat badan hanya bikin hati panas dan memendam emosi negatif yang harus disalurkan dengan menggigit kuping momokndul, boneka beruang yang udah mirip orang utan bulimia coz udah lecek dan kempes.
Kebiasaan ngemil saat BT atau marah atau sedih (mungkin bukan atau lagi, ngemil udah mendarah daging dan ada disegala kondisi emosi) anak gaul bilang “Sangat Gue Banget!”. Susah banget rasanya buat ga tergoda, silverqueen yang bungkusnya aja udah bikin horny buat mencaplok, ice cream dengan coklat diatasnya, atau choki-choki makanan kebangsaan dari jaman TK sampai sekarang. Semua yang berbau coklat dan manis sangat menggoda mata dan mata batin.
Lembur bikin tugas kaya sekarang kurang asik kalo ga ada minimal waver superman yang bungkusnya orange itu atau choki-choki. Semua yang berbau coklat make everything gonna be okey dokey. Coklat yang paling ngerti Lin banget, bisa bikin Lin tenang kalo lagi emosi tinggi PMS (pre-menstruasi sindrom), atau BT banget nunggu dosen pembimbing yang ga dateng-dateng, frustasi berat karena proposalnya harus revisi lagi dan lagi ga pernah bener, bahkan coklat yang paling setia buat Lin waktu tau Billy udah jadian lagi sama cewe baru lagi.
Nonton tivi tanpa permen lolipop cupa cups ga akan pernah lengkap. Ga heran dong badan Lin makin bertumbuh kesamping melawan kodrat yang harusnya tumbuh itu keatas.
Ga pernah pacaran juga bukan berarti frigid. Ada satu nama yang tersimpan rapi dihatiku (cie... roman abis). Billy. Teman dari SMP, SMA hingga kuliah walaupun harus lain fakultas, fakultas hukum sedangkan lin ekonomi. Billy, tinggi, hitam manis, dan banyak digila-gilai wanita karena ga hanya eye catching tapi juga pinter dan anak orang kaya. Ibarat menu makanan satu paket kombo double. Mantab. Jatuh bangun dalam cinta sendiri dalam 9 tahun ini. Billy adalah semangat untuk bisa menyamai dia dan bahkan melebihinya. Dengan menjadi sama dan bahkan melebihi apa yang dia peroleh, mungkin satu saat bisa membuat dia berpaling dan melihat ulang Lin sebagai seorang cewe yang patut untuk dilirik.
Billy bukan hanya paket kombo dobel yang biasa dimata Lin yang 9 tahun buta karena pesonanya. Udah pinter, manis, tinggi, rajin banget ke gereja bahkan aktivis mudika. Oh... Perfect!
Sembilan tahun yang sama bagi Billy adalah petualangan cinta, begitu mudah untuk berganti pacar. Ganti pacar seperti ganti oli dan service rutin. Sangat mudah dan sangat cepat. Kalau diibaratkan seperti itik buruk rupa merindukan menikah dengan angsa. Cinta itu ga pernah bisa dilogika, menyakitkan tapi seperti candu, membuat ketagihan dan ketergantungan. Lin ingin melepaskan perasaan itu tapi sangat susah, menyakitkan dan membuat sakaw tapi juga menimbulkan euforia yang menyenangkan. Apalagi untuk cewe macam Lin yang pacaran aja belum pernah. Salah satu kenapa Lin begitu benci “kelebihan” yang ia miliki adalah untuk Billy. Sembilan tahun banyak cewe datang pergi dalam kisah cinta Billy dan Lin tahu semuanya, menjadi seorang secret admirer sejati, membuat Lin tahu cewe macam apa yang diinginkan Billy. Langsing, ideal, cantik, putih, modis. Itu semua ga pernah ada dalam diri Lin dan obsesi Lin mejadi seperti itu. Oh... cinta itu kejam! Membuat bermimpi menjadi orang lain dan melupakan diri sendiri.
Putri sangat merana. Merasa Tuhan sangat tidak adil.
Kenapa Tuhan ciptakan aku seperti ini, dengan fisik yang tidak menawan.
Ayahhanda dan Bunda Ratu pun sangat cemas memikirkan nasib putri yang tak kunjung mendapatkan lamaran dari pangeran.
Akhirnya Raja mengeluarkan titah untuk mengadakan sayembara.
“Barang siapa mampu menjunjung dunia dan membawa dunia padanya maka ia akan menikah dengan putri.”
Hari pertama tak ada pangeran ataupun saudagar atau laki-laki yang datang menjawab tantangan raja.
Hari kedua, datanglah seorang saudagar kaya yang sudah tua, memiliki 10 istri dan menginginkan sang putri menjadi istrinya, sehingga nanti tahta kerajaan akan jatuh ketangannya.
Ia membawa seluruh hartanya, emas yang ia miliki, permadani dari arab, sutra dari china, wol kualitas utama dari australia dan semua barang-barang mewah nan mahal dari berbagai penjuru dunia.
Putri tak tertarik, Raja merasa muak dengan kesombongan sang saudagar.
Saudagar pergi dengan kecewa.
Datanglah pangeran tampan sangat tampan.
Putri menyukainya.
Pangeran itu menjawab pertanyaan Baginda Raja.
“Tuanku aku membawa dunia untuk kupersembahkan pada tuan Putri. Dunia adalah tempat dimana kita hidup damai dengan penuh cinta, dan saya mau mewujudkan dunia itu untuk Sang Putri ”
Putri begitu terpesona hingga ia menerima Sang Pangeran untuk menjadi tunangannya. Putri belum siap untuk menikah langsung dengan sang Pangeran.
Putri ingin agar ketika menikah mereka saling memahami dan bisa saling menerima satu sama lain. Atas dasar cinta.
In other place
in same time... ketika lin berkutat dengan paper keuangannya
Cafe
“Seratus ribu?” Pekik si cowo.
“Kalo Cuma segitu ga ada harganya! Aku juga punya kalo Cuma seratus ribu. Ga seru. Tiga bulan nraktir yang menang. Service memuaskan. Makan, ngerjain semua tugas kuliah, pokoknya service penuh? Terus iPad applemu buat aku” Kata Cowo satu lagi.
“Hah... Gila! Ga sebanding. Tiga bulan jadian sama Lin. Apa kata dunia? Masa Seorang Jo gitu loh! Tiga bulan harus jadian sama doraemon kuper. Melek dong Man!” Jo berargumen.
Sambung Jo lagi “Pesona bisa luntur, bisa mati pasaran, mati kutu, mati gaya dan skak mati”
“Benevitnya Bro... tiga bulan sama Lin bukan ga mungkin otakmu yang udah beku bisa dikit leleh terus bikin skripsi. Paling ga kamu bisa dapet proposal skripsilah. Selanjutnya paling tinggal penelitian, data bisa di olahin. Bikin bab 1 sampai 3 paling tinggal revisi-revisi aja. Bab 4 sama 5 juga tinggal diolahin bareng sama olah data penelitian cuman 250 ribu!” Glen terus mengoceh tentang keuntungan yang bisa dipeoleh kalo Jo bisa jadian sama Lin.
“Kalau aku menang kamu mau taruh apa?” Jo diantara bimbang.
“Tiga bulan service ala tuan muda!” Glen menyahut mantap.
“Perampokan! Kalo aku kalah kamu ambil iPad Apple ku, sementara aku menang aku cuman dapet service doang. Apaan tu? BB gemini mu boleh juga, buat aku ya? Fear bargaining kan?” Jo tersenyum sangat puas.
“emh.... dengan berat hati deh. Tapi aku sangat yakin iPad apple putih sexy itu 3 bulan lagi bakal jadi milikku. Oh... Love it!”
“Enak aja, ada juga BB gemini itu bakal pindah tangan dengan santai terus ada dikantongku”. Jo mulai optimis dan menyusun rencana karena ga bakal pernah rela Apple iPad barunya pindah tangan.
DEAL.
Dunia memang kejam.
Demi sebuah pemuas keisengan cowo ga bertanggungjawab, nasib orang lain kadang bisa jadi korban.
Glen dan Jo, duo maut. Sama-sama tampan, digilai banyak mahasiswi mulai dari FE sampai Fakultas lain sapa sih yang ga kenal Jo dan Glen. Kenapa ya ketampanan identik dengan kekayaan? Dan inilah yang melekat di Glen dan Jo. Banyak gadis rela melakukan apapun untuk bisa sekedar jalan bareng dengan mereka berdua. Banyak juga korban Jo dan Glen, dipacarin tiga hari lalu diputus tanpa sebab jelas. Dan sehari kemudian sudah menggandeng cewe lain.
Atas nama jenuh, mereka menjadikan Lin sebagai target taruhan. Glen bertaruh Jo ga bakal bisa menaklukan Lin seperti menaklukan cewe-cewe lainnya. Lin terlalu stright, terlalu pintar dan terlalu sulit untuk dibodohi hanya dengan tampang sok ngartisnya Jo. Sementara versi Jo, “Siapa sih yang ga bisa Jo taklukin?”
-----------------------------------------------------------------------------------------
Diakah sang pangeran
Oh baby
Won't you look into my eyes and see
Beyond the things I'm not, there's love inside of me
Just love me for all things I am, love me
The lighter side, the darkest side
Try to love me for everything I am
Ringtone christian bautista menggema, mengejutkan Lin yang udah setengah lelap. Siap sih yang malem-malem gini sms. Kurang kerjaan banget? Ga tau apa tidur delapan jam syarat mutlak idup sehat dan panjang umur.
21.30 1 April 2010
From : +62852266008
Dah tidur y Lin? Sry ya kalo ganggu.
Boleh g bsk q pnjm catatan keuangan km? Klo bisa sklian q mt tlg diajarin bab teori struktur modal? Q blank banget mana 2 mgu lg mid test. TQ. Jo.
JO???
Tiga tahun sekelas, ga pernah tegur sapa kenapa tiba-tiba si Jo sms Lin dan minta diajarin? Bukannya si Jo ga pernah peduli dengan kuliahnya Aneh. Setengah ga sadar karena udah ngantuk berat Lin membalas.
21.32 1 April 2010
From : +62817102030
Iya. Ak free 1 sks habis kelas keuangan.
Send.
Massage Delivered
Dan Bluk.... Lin udah kembali terlelap hingga besok pagi.
Kampus pagi hari.
“Lin”
“Hmm... ya Jo? Oia hampir lupa ntar ya kalo mau pinjem catetan habis kuliah in aja.” Lin langsung menyahut
“Gitu ya, ya udah ntar ya”. Jo mati kutu. Lin sangat amat lurus. Mengherankan untuk Jo, kenapa si dipikiran ni cewe yang ada Cuma kuliah, belajar, semua begitu lurus seperti bacaan “ini Budi”, sangat monoton untuk Jo. Ragu terselip dihati Jo. “Bisa ga ya naklukin ni cewe saklek? Harus bisa!” demi harga diri dan iPad Apple.
2 sks berlalu. 08.45
“Lin jadi kan ngajarin aku Teori struktur modal?” Jo mulai mendekati kursi tempat Lin duduk.
“Jadi.” Jawab Lin singkat.
“Dimana? Disini? Diperpus aja gimana? Kalo disini takutnya ntar kelas mau dipakai buat kuliah.”
“Ya udah, tunggu bentar ya?” Lin masih sibuk membereskan catatan dan alat tulisnya.
“Din aku duluan ya, nanti jadikan ke Gramednya?” Lin berpamitan pada teman akrabnya, Dinda. Yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Dinda.
Mereka berdua berjalan ke perpustakaan dalam diam. Lin ga ingin berusaha untuk beramah tamah dengan Jo yang dimatanya adalah seorang Don Juan yang otaknya yang isinya ga lebih dari 3 C-cewe, cafe, dan cinta.
Jo pun enggan untuk beramah tamah karena mati kutu, mau ngomongin apa? Ngajak diskusi tentang BEI dan Wall street jelas ga mungkin, Jo sendiri ga tau apa itu Wall Street. Kuliah ekonomi selama 3 tahun ga mampu membuat otak Jo sejenius Adam Smith. Mau ngajak ngomongin soal mode ga bakalan nyambung, Liat aja.
“Apa iya ni doraemon kuper bakalan paham apa itu Hallyu-freak kaya yang sering diomongin banyak mantan Jo seminggu lalu atau dua minggu lalu bahkan mantan Jo tiga bulan lalu. Ngomongin soal kenapa si Shin Min Ah bisa sangat imut dan cantik walaupun cuman dandan minimalis di film my girlfriend is a kopingho apa ya? (yang bener Gomiho kali mas bukan kopingho!) ” Atau obrolan Miranda saat mereka kencan beberapa waktu lalu. Miranda selalu aja nyerocos soal korea. Atau si Marisa yang selalu tergila-gila shoping di CL Simpang lima, matahari, paragon mall..
-----------------------------------------------------------------------------------------
Diam itu emas.
Diperpustakaan Lin hanya menerangkan apa yang Jo tanyakan. Tidak ada percakapan hangat seperti dua teman. Setelah itu sesi yang bisa disebut privat keuangan itu selesai.
Gramedia, Jl. Pandanaran
“Lin tumben si Jo minta tolong kamu buat jelasin materi kuliah dari kamu? Bukannya dia bisa minta tolong sama Glen. Glen kan pinter juga? Aneh ga si?” Diana mulai menumpahkan kejanggalan yang ia lihat tadi.
“Iya, aku aja tadi malem juga kaget jam 21.30 dia sms mau pinjem buku terus minta aku jelasin bab manajemen keuangan teori struktur modal. Padahal ga susah banget kan itu bab?”
“Kamu ga curiga Lin? Jangan-jangan si Jo naksir kamu lo?” Dina mulai menggoda.
“Apa si? Ga lucu kali. Emang si Jo mau pa sama aku? Ga mungkin banget lah seorang Jo gitu lo naksir cewe kaya aku?” Lin menyangkal.
“Maksudnya kaya aku”
“Aduh Dinda kacamata kamu kurang tebel apa ya? Ntar mampir ke CL ke Melawai yuk periksa mata? Liat deh aku!”
“Ga ada yang salah Lin sama kamu kok Lin. Semua oke. Kamu ga telanjang.”
“Haha... Lucu banget. Ayolah Din, c’mon... Aku gendut, ga cantik, ga langsing, ga cute, ga modis.” Lin mencoba menjelaskan semuanya. Semua hal yang selama ini menjadi ganjalan dan merupakan kekurangan yang sangat mengganggu bagi Lin.
“Emang apa salahnya? Mulai lagi deh ke topik gendut! Males banget bahas ini lagi. Bukan dosa berat kalo kamu memiliki kelebihan BB. Bukan suatu hal yang haram juga kalau kamu ga langsing. Toh dibalik itu semua kamu memiliki apa yang mungkin ga dimiliki cewe langsing dan modis itu. Kamu pintar, berapa orang sih yang bisa dapet IPK 3.89 dengan begitu mudah? Berapa orang juga yang selain pinter juga punya selera seni bisa gambar bahkan bisa bikin komik yang menhibur kaya kamu?” Dinda berusaha membantah argumen Lin yang mengatakan bahwa Langsing adalah segalanya.
“Kamu bilang gitu karena kamu ga pernah ngrasain betapa menderitanya punya tubuh kaya galon. Masih perawan badan udah kaya kasur busa. Ga PeDe Din.”
“Masalah PeDE atau ga itu ada didalam diri kamu Lin. Buat aku ga penting mau kamu gendut atau langsing, item atau putih, mulus atau jerawatan. Yang paling penting innernya, attitude, achievementnya. Kayanya kita udah sering banget bahas ini deh. Udahan aja deh.”
“Hahahaha... iya juga kali ya? Topik yang sangat sensitif buat dibincangin. Bikin rusak suasana aja kalo diterusin.”
“Balik lagi kemasalah Jo tadi. BTW ngapain aja tadi di perpus? Kencan ya”
“Kencan apa sih, kan udah dibilang cuman kaya private session teori struktur modal. Udah ah...”
Satu minggu berlalu, tanpa ada progres. Jo merasa gagal dengan usaha pertamanya dengan alasan meminjam catatan. Lin ga mudah ditaklukan dengan pesona Jo. Selama ini ga pernah satupun cewe bisa menolak pesona Jo. Banyak yang ingin hanya sekedar berdekatan dengan Jo seperti ketika diperpustakaan tadi. Gimana ini??? Gimana cara ngedeketin itu Sapi Frigid.
Jangan sampai si Glen tau deh! Bisa merasa menang dan menghina dina nanti.
Minggu pertama udah berlalu belum ada perubahan.
Cewe macam apa sih dia sampai ga sedikitpun melirik pesonaku.
Minggu kedua berlalu. Jo tambah frustasi.
Minggu ketiga. Jo hampir gila demi memikirkan iPad Applenya.
Kesempatan itu datang ga dijemput. Senen siang yang terik, terlalu terik sehingga rasanya sangat berat sekali untuk meninggalkan ruang kuliah dingin ber-AC dan berpanas-panas ria.
Something wrong mulai tertangkap mata Jo.
“Kenapa Lin?”
“gg... ga pp..papppa kok Jo.” Lin menjawab dengan terbata.
“Ga papa kenapa gugup? Ga keluar kelas? Kan udah selesai 15 menit lagi ada kelas Metodologi penelitian kan? Ga ikut?” Jo berusaha menyelidiki dan berkeyakinan bahwa pasti ada yang ga beres.
“Umh.... umh... ikut kkok...” Lin menjawab masih terbata.
“Kenapa sih? Dompet kamu hilang ya? Kok gugup gitu? Atau lagi ada masalah sama Dinda?”
“Ga dua-duanya. Dinda emang ga ikut kelas ini, dia ambil rombel sore kan?” Lin menjawab pertanyaan yang tidak ditanyakan sama sekali. Keringat dingin terus membanjiri telapak tangan Lin.
“Hahhhh???” Jo kebingungan sendiri. Ni cewe aneh banget deh. Orang tanya apa jawabannya apa. Jaka sembung naik ojek banget sih! ga nyambung Jek!
“Apa?”
“Kamu kenapa sih? Aneh banget. Sepuluh menit lagi anak 09 bakal masuk kelas ni. Kamu sampai kapan disini?”
“Umh... ga tau...” Lin makin tertunduk dalam.
“Ada apa sih?”
“Aku tembus. GA bawa jaket buat nutupin. Buat jalan ketempat parkir motor aku malu banget. Kayanya bakal diliat banyak orang dan aku ga siap jadi bahan tertawaan orang banyak” Akhirnya Lin membuka kartu AS yang selama 2 sks disimpannya.
“Bilang gitu aja susah banget. Bilang dari tadi kan udah clear. Nih pake jaketku.” Jo melepaskan jaket hitam yang ia pakai dan mengangsurkannya pada Lin. Dalam hati kegirangan bukan main. “Thanks God. Akhirnya bisa juga PeDeKaTe awal. YESSSSSSSS” Jo bersorak dalam hati. Lin menangis dalam hati menahan malu pada Jo.
“ Ga usah. Ntar kotor. Aku tutup pake Hand out aja deh.”
“Ga usah gengsi kali Lin, kitakan teman. Pakai aja. Asal dicuci bersih terus dikasih pewangi semua juga hilang. Nyante aja. Pake aja.” Jo menebar bujukan dan terus meyakinkan Lin.
“Bener?”
“Serius. Ambil pake aja.”
“Makasih Jo. Secepatnya aku kembaliin.” Lin menerima jaket Jo.
“Aku duluan ya. Kembaliinnya kalo udah bersih, ga harus besok kok.” Jo berlalu sambil menebar senyum. Senyum kemenangan walau masih awal. Tapi Jo yakin Lin pasti bisa dia dapatkan.
Lin melingkarkan jaket keren hitam Jo di pinggang. Sekilas ia mencium bau parfum maskulin. Bau parfum yang sangat asing. Bukan wangi bunga. Bukan wangi khas cewe yang lembut. Tapi wangi yang berbeda. Wangi yang ga akan ia temui di rumah.
14.03 20 April 2010
From : +62817102030
Makasih pinjaman jaketnya. Tiga hari lagi aku kembaliin. Lin
m(n.n)m
Send
Massage delivered
Dikampus.
Ndrettttt....
Getar HP mengejutkan Jo yang tengah asik berselancar dengan Laptopnya menikmati fasilitas hotspot kampus.
Oh si doraemon kuper. Hehehehe awal yang sukses. Jo puas. Tersenyum bukan hanya di bibir namun juga dihati.
14.06 20 April 2010
To : Doraemon kuper
Santai aja lagi. Kita kan teman.
Tadi langsung pulang ya? Numben bolos kuliah ni? Hehehehehehe...
14.15 20 April 2010
To : Jonathan-Jo
Makasih banyak ya. Y. Td lgs pulang. Bolos Kul.
14.20 20 April 2010
To : Doraemon Kuper
Bsk 25 malem minggu grj brg sp? Pcr y?
14.24 20 April 2010
To : Jonathan-Jo
Ga punya pacar. Sama Ibu Misa pagi biasanya. Knpa?
14.31 20 April 2010
To : Doraemon Kuper
K’Grj brg Q mo ga? Misa malming aja dKatedral? Htg2 bayaran km bt jaket Q yg km pnjm. Gmn?
Agresif.
Cewe kuper dan konvensional harus didekati dengan cara konvensional juga. Jo yakin ini berhasil. Perlahan tapi pasti.
Jo takjub akan kecemerlangannya sebagai penakluk cewe.
Lin terkejut akan apa yang baru terjadi.
14.35 20 April 2010
To : Dinda
Din, Jo ngajak Grj bareng. Hrs gimana ni? Takut bgt. Tolak ato trima? Td dkmpus pas kul Sistem Info Man tiba-tiba tembus, Lg dpt lupa bw gnti. Trs si Jo ksh jaketnya, maksa srh pake. Y dah Ak trma. Bth bgt. Drpd dktwain skampus.
Pls bls. Gpl. Very Urgent.
14.36 20 April 2010
To: Lintang
SERIUS???
-----------------------------------------------------------------------------------------
Lin dimabuk cinta.
Jo dimabuk BB dan manisnya kemenangan.
1 minggu menjelang 100 hari siksaan semua akan berlalu.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Cinta itu Pahit
Aku harus bilang...
HARUS. SEKARANG. SEBELUM SEMUA TERLAMBAT.
“Bu, Lin udah tiga bulan ini pacaran dengan Jo. Lin ga berani bilang Ibu sampai yudisium. Lin udah buktikan, Lin pacaran dan nilai Lin ga turun, kontrak asisten Lab juga diperpanjang satu semester. Lin udah dewasa Bu. Boleh ya Lin pacaran dengan Jo?
“Kamu mau Lawan Ibu ya? Sudah berani ya kamu sama orang tua. Begini ini kalau sudah kenal laki-laki, sudah lupa tata krama, berani sama orang tua.” Ibu langsung marah.
...............
“Ibu sudah tau kamu sudah punya pacar, kamu juga diet, Ibu tau kamu ingin seperti gadis lainnya yang punya pacar. Kamu pikir Ibu tidak mengamati? Ibu tahu, karena Ibu yang melahirkan kamu dan membesarkan kamu. Ibu hanya ingin kamu dapat yang terbaik. Selesai kuliah, kerja dulu baru pacaran.”
“Tapi Lin sudah buktikan, selama Pacaran dengan Jo, Lin ga mengecewakan harapan Ibu, Lin tetap berusaha memberikan yang terbaik sesuai nasehat Ibu. Jo juga ga pernah berniat buruk apalagi untuk menghamili Lin.” Aku mencoba memberi argumen, demi Jo dan semua yang telah terjadi dan kenangan manis yang 3 bulan ini terjadi. Jo telah memberikan apa yang aku nanti selama ini. Jo make my dreams come true.
“Dengan kamu pacaran apa kamu merasa sudah hebat? Kamu bisa memperoleh masa depan? Apa itu menjamin? Yang ada hanya masa depan suram! Mau kamu hamil duluan?”
“Ibu munafik” Aku ga tau keberanian itu datang darimana diantara usaha bendungan di mata menahan agar air yang menggenang dimata tidak tumpah.
“Lin tau semua yang ibu inginkan aga Lin dapat yang terbaik, tapi Ibu munafik. Ibu dulu juga berpacaran dengan bapak kan saat seusia Lin bahkan lebih muda! Kalau Ibu ga pacaran dengan Bapak apa Ibu mau diajak tidur dan akhirnya terjadi “kecelakaan” dan lahirlah aku?”
Sebuah tamparan keras mendarat dipipiku. 22 tahun ibu belum pernah sedikitpun menghajar, memukul, atau main tangan. Cukup hanya dengan melotot saja aku sudah ketakutan. Tapi ini menampar. Seperti adegan di sinetron Indonesia yang aku benci selama ini dan hidupku kini seperti sinetron hanya dalam 15 menit.
“Siapa yang mengajari kamu seperti ini ha? Seperti anak yang ga pernah didik dan disekolahkan saja!”
Aku menatap Ibu, marah, terkejut, kecewa, dan berkaca-kaca bercampur di raut wajah Ibu.
“Jawab Bu, Lin ingin kejujuran. Ibu menikah 8 Juli sedangkan Lin lahir 31 Desember, Ibu bilang Lin lahir normal bukan prematur, Lin Cuma ingin seperti cewe normal, bergaul, punya pacar, langsing.” Aku menyampaikan semua dalam satu tarikan nafas dan penuh emosi sehingga setelahnya terengah-engah seperti habis lari maraton. Sakit mengungkapkan ini pada Ibu apalagi mengetahui dua butir air mata mengalir di pipi Ibu yang ternyata sudah dihiasu keriput halus. Maaf Bu, Lin udah bikin Ibu menangis, Lin Cuma ingin kejujuran dan kebenaran.
“Darimana kamu tahu?” Ibu bertanya. Diantara keterkejutan dan gado-gado perasaannnya Ibu berusaha duduk perlahan sambil berpegang kuat pada lengan kursi tamu.
Kemudian aku beberkan bagaimana aku bisa menemukan tanggal keramat itu, pencarian akta lahir yang berujung penemuan harta terlarang.
“Kamu tahu semua ini, lalu kamu mau apa sekarang? Kamu ingin menyalahkan Ibu, Nduk?” baru kulihat kali ini, Ibu yang sangat kuat dan sangat tangguh menjadi tampak begitu rapuh dan lelah. Aku merasa sangat bersalah.
“Aku hanya ingin kejujuran atas apa yang Ibu sembunyikan selama ini. Aku sudah dewasa Bu. 6 bulan lagi aku sudah jadi sarjana. Sampai kapan aku harus tidak tahu tentang semua ini Bu?”
“Baiklah... Ibu akan ceritakan semuanya. Dulu Ibu memang menikah dengan Bapakmu karena Ibu sudah hamil dulu. Kamu sudah dapat menghitungnya. Ibu sudah hamil 4 bulan. Ibu menikah dengan Bapakmu tanpa restu dari Eyangmu dari pihak Bapak. Eyangmu tidak setuju karena Bapakmu ternyata sudah dijodohkan dengan anak Den Patmo, carik desa yang keturunan ningrat. Sementara Ibumu ini hanya anak petani, padahal kami merasa sudah sangat cocok dan saling mencintai. Akhirnya kecelakaan itu terjadi. Tapi waktu itu Ibu sudah diterima bekerja di Semarang, dan sudah mengajar selama 1 bulan. Ibu pikir dengan melarangmu untuk tidak pacaran akan mencegah hal sama terulang padamu. Ibu hanya ingin kamu bahagia. Menikmati jerih payahmu dulu, bersenang-senang dengan masa mudamu, memiliki prestasi yang membanggakan untuk dirimu sendiri dan anakmu kelak, dan kamu bisa lebih matang. Tidak seperti Ibu waktu itu. Tapi Ibu tidak menyesali semua yang telah terjadi” Ibu mengusap kepalaku dengan lembut, dan air mata pun mengalir dipipiku. Aku merasa sangat bersalah pada Ibu, membuat Ibu menangis, membuat ibu harus membongkar semua kepahitan yang telah disimpan selama ini.
“Sudah Bu kalau itu menyakitkan untuk ibu, ga usah diceritakan lagi”
“Sudah terlanjur diceritakan, terus biar kamu tahu sekalian Nduk, kamu sudah dewasa, dan berhak tahu juga”.
Ibu menghela nafas.
“Lalu ibu menikah dengan bapakmu tanpa restu dari eyangmu. Kami lalu pindah ke Semarang. Waktu itu Bapakmu masih tingkat tujuh, Ibu sudah selseai kuliah karena hanya D-2 saja. Sementara Eyangmu menghentikan semua biaya kuliah dan biaya hidup bapakmu. Otomatis awal pernikahan kami dulu semua sangat berat, tapi untung ibu sudah menerima gaji dan bisa untuk membayar kontrakan dan makan seadaanya tiap hari. Untuk kuliah bapakmu bekerja serabutan sehabis kuliah sebagai cleaning service, loper koran juga tiap pagi. Waktu itu walaupun berat Ibu hanya merasakan betapa cinta itu membuat semuanya indah. Semuanya membaik ketika Bapakmu selesai kuliah dan langsung diterima jadi PNS. Kehidupan kita makin membaik, namun setelah sepuluh tahun menikah dan kemapanan ekonomi, justru bapakmu yang kemudian pergi. Bapakmu pergi dengan wanita yang terus disodorkan oleh eyangmu. Eyangmu terus membujuk dan berusaha mendekatkan anak Den Patmo dengan bapakmu, akhirnya bapakmu luluh dan memilih pergi dengan wanita itu.”
Tak ada tetes air mata yang ada adalah ketegaran yang hebat yang ditunjukkan Ibu. Walaupun nyata kepedihan itu tak dapat ibu sembunyikan dari raut wajah ibu.
.........
Hening. Hanya helaan nafas yang mengisi keheningan. Aku terlalu takut untuk berbicara. Takut salah lagi dan malah memperburuk suasana.
“Nduk, kalau kamu mau pacaran dengan Jo ya sana. Ibu pikir kamu sudah dewasa. Ibu ijinkan. Asal kuliahmu tidak terbengkelai dan oktober kamu sudah bisa diwisuda lalu kontrakmu sebagai asisten lab juga bisa diperpanjang”
“Terimakasih Bu”
Ada kelegaan dihatiku, diantara bahagia sekaligus sesal. Akhirnya aku boleh pacaran. Akhirnya aku bisa menjadi cewe normal tidak seperti kuda dalam kekangan.
“Lin janji” sambil kupeluk ibu.
Kontrak asisten lab sangat penting untuk ibu. Dulu ibu ingin sekali menjadi dosen, tapi semua ga pernah terwujud karena biaya. Uang untuk kuliah lagi ga pernah ada dan keburu aku lahir. Dengan menjadi asisten lab akan menjadi langkah awal untuk menjadi tenaga dosen di kampus, dan mewujudkan cita-cita ibu.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Cinta itu ga pernah ada
Tiga hari lagi...
Tiga hari lagi semuanya udah selesai. Bener kata Glen tiga bulan lalu. Lin bisa dimanfaatin untuk kelancaran skripsinya. Tiga bulan satu proposal skripsi udah ditangan. Tinggal bikin instrumen penelitian terus bikin bab. Olah data dan bab 4 dan 5 serahkan saja sama tukang olah data. Life is easy.
Tiga bulan ga meninggalkan sedikitpun jejak manis di hati Jo. Sementara Lin sangat melayang karena cinta. Jo melakukan semua demi iPad, dan Lin melakukan semua atas nama cinta. Jo mendapatkan (hampir tiga hari lagi) iPhone dan pelayanan bak tuan muda dari Glen. Dan Tiga hari lagi Lin hanya akan mendapatkan sebuah sakit hati dan kekecewaannya.
Setelah satu bulan bersama Sang Pangeran tampan. Akhirnya sang putri tahu kalau ternyata sang Pangeran hanya mampu mengatakan hal yang manis dan romantis, namun hatinya sangat keji.
Ia hanya ingin memperoleh simpati dari banyak orang, karena bersedia menikahi sang putri yang gendut dan tidak cantik namun baik hati itu. Dan pada akhirnya semua hanya demi tahta dan harta.
Diantara kepedihan, sang Putri masih mampu berkata “Untung aku tidak langsung menerima pinangan sang Pangeran penipu itu...”
Namun ketika ia berkata untung seperti itu hatinya masih sangat sakit. Putri patah hati dan merana.
Menolak makan menolak minum, dunia serasa gelap padahal semula mulai terang.
Pangeran yang diharapkan selama ini ternyata hanya seorang bermuka dua. Penipu.
Hatinya tak semanis kata-katanya.
Ia hanya ingin harta dan tahta.
Berbagai obat, ramuan, dan mantra tak mampu mengembalikan keceriaan sang Putri yang lenyap seperti tersihir.
Tabib, dukun, orang pintar, bahkan dokter terbaik tak mampu menyembuhkan dan mengembalikan sang Putri seperti sedia kala.
Bukan fisik yang terluka.
Namun batin dan jiwa sang Putri.
Datanglah seorang pelayan muda kekamar Tuan Putri.
Tanpa Putri minta ia mendongengkan sebuah kisah indah.
Sang Putri tak menghiraukannya, dan merasa sangat teganggu.
Ia ingin mengusir keluar si Pelaya lancang.
Namun satu sisi lainnya ia juga perlahan menjadi tertarik mendengarkan apa yang disampaikan si Pelayan.
Sebuah Dongeng tentang Kucing kecil yang buruk rupa. Yang bahkan oleh induknya sendiri diusir karena sangat buruk..
Bulunya hitam legam padahal induknya berbulu coklat keemasan, keempat saudaranya serupa dengan si induk ada yang memiliki bulu putih di kakinya seperti mengenakan kaos kaki. Ada yang bertotol hitam, namun totolnya justru malah menjadi daya tarik dan mempermanis tampilannya, satu lagi berbulu putih dengan belang hitam dikepalanya.
Namun si kecil sangat berbeda.
Si kucing kecil sangat kecil, kurus, berbulu jarang itu tak menjadi sedih hati.
Ia terus berusaha menjadi kucing yang disukai oleh majikannya.
Ia menghibur sang majikan dengan tingkah lucunya.
Menghangatkan kaki majikannya ketika sangat hawa sangat dingin dengan bergelung dikaki sang majikan.
Bertingkah lucu dengan berusaha menangkap ekornya,yang berbulu jarang dan berputar-putar tak karuan.
Si majikan yang penat pun tertawa tergelak.
Putri mendengar cerita itu terlarut dalam dongeng kucing itu.
Si pelayan muda memperagakan dan mengekspresikan kisah itu sehingga tanpa sadar sang Putri sedikit melupakan susah hatinya.
(Tunggu kelanjutannya, apa Lin kita akan sakit hati dan nangis-nangis kaya kisah sinetron atau FTV dan terus meratapi nasib? Atau setelah itu Jo akan sadar dan berbalik mencintai Lin dengan tulus? Hmmm... tunggu kejutannya... Apakah pikiranmu bener? Hmmm.... )
Kritik dan saran dong....
Biar lebih semangat nulis lagi...