Aku meh ngendiko sesuatu ya...

Foto saya
Semarang, Jateng, Indonesia
"sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna. Jika aku boleh berandai-andai maka aku ingin hidupku seperti sebatang lilin, yang kecil, namun sangat dahsyat. Mampu memberi dengan sepenuh diri, walaupun konsekuensinya adalah habis tak bersisa."

Jumat, Mei 27, 2011

I'm A DREAMER....

Kemewahan itu bernama Mimpi.
Bukan hanya mimpi secara harafiah sebagai bunga tidur namun juga mimpi ketika kita terjaga dan mengangankan sesuatu. Entah menurut KBBI apakah arti mimpi yang sebenarnya. Tapi dalam kamus Dodo yang sangat maksa banget, mimpi adalah kemewahan.
Kita bisa berbuat apapun dengan mimpi kita, bahkan memperkosa mimpi kita, membuat kita menjadi seorang super star dengan jumlah fans ratusan juta, bahkan JB aja putus sama popularitas dan pesona kita. Atau memperkosa mimpi sehingga kita punya kecerdasan sangat amat diatas rata-rata sekali, Einstein pun putus... Sah banget! Halal banget! karena mimpi adalah gratis kecuali mimpi kita mengganggu orang lain. Mimpi hanya melibatkan kita dan otak serta intern diri kita aja kan? Masa iya mimpi melibatkan orang lain dan berjama'ah? Belum pernah denger deh... Ada si beberapa mimpi yang sama antara satu orang dengan orang lain memiliki mimpi yang sama, semisal ni sebut aja Bunga (lho kok malah kaya koran kriminal dgn headline kasus perkosaan??? ^.^* Si A dan Si B punya mimpi yang sama, punya mimpi pengen sukses sebagai pegawai Bank, dengan jenjang karir yang mulus, terus dalam jangka waktu 2 tahun kedepan misal nih udah harus naik grade sama karir. Tapi isi mimpinya belum tentu sama, apalagi dalam realisasi mimpi itu. Ga akan ada dan ga akan pernah sama.


Mimpi adalah kemewahan.
Pernah mengalami keadaan ketika kita ga punya mimpi, ga punya cita-cita yang harus dikejar dan dilakukan? Pernah! Belum lama! Kira-kira 2 bulan.
Rasanya? Bukan hanya Luar biasa tapi RUARRRRRRRRRRRR biasa, dan luar binasa.Seperti hidup tapi ga real hidup, karena ternyata eh ternyata mimpi adalah mesin penggerak kita terutama aku. Sangat terasa sekali, ketika ga punya mimpi bener-bener hampa, melakukan apapun kadang ga punya tujuan yang jelas. Mau apa, tujuannya apa, semua memang mengalir bahkan hasilnya pun mendekati hasil ketika kita punya semangat, punya mimpi untuk diraih. Namun rasa-sekali lagi RASA- akan berbeda.

Mimpi adalah kemewahan, karena ternyata bermimpi itu ga mudah. Hal tersulit adalah ketika mimpi kita ini tak bisa terwujud dan menjadi nyata, bahkan terjebak menjadi mimpi panjang yang terus menghantui, atau terjebak menjadi sebuah mimpi yang akan terus menjadi mimpi abadi karena ternyata kita cuman tinggal selangkah lagi tapi kita ga punya keberanian untuk mengambil keputusan yang berani dan kadang ekstrim, coz terlalu takut dengan yang namanya kegagalan.
Sah banget ketika kita takut sama yang namanya kegagalan, karena jika dikasi pilihan dan tawaran ga satu orang pun yang bermimpi untuk gagal. Dan gagal itu rasanya sangat menyakitkan. Selama hampir 5 bulan terhitung dari dinyatakan lulus kuliah 11 Agustus 2010 (tanggal kramat ni!) sampai januari 2011 adalah proses terberat, karena aku punya banyak mimpi. Mimpi setelah mengantongi ijazah dan gelar sebagai seorang sarjana pendidikan yang diperjuangkan susah payah, jatuh bangun, selama 4 tahun akhirnya selesai dan berbuah manis juga. Tapi sakitnya setelah sekitar 30 lebih aplikasi lamaran yang dikirimkan dari Sabang sampai Merauke yang berjajar pulau-pulau ini, ga satupun ada tanda-tanda yang menggembirakan. Semua hanya menthok di rangkaian tes yang tak ada habisnya. Lelah, pasti! Kadang hampir menyerah. Tapi akhirnya perlahan mimpi itu menuntun, untuk kembali berpijak pada bumi (cie... dalam sekali bahasanya). Menerima tawaran kerjaan yang memang datang tepat pada waktunya. Kerja di Lembaga Keuangan Bukan bank yang sistemnya hampir mirip dengan sekarang. Proses yang ga mudah.

Tapi kalo dipikir apa yang aku impikan, terutama mimpi itu membimbing kita menuju jalannya, jalan yang memang dipersiapkan untuk kita. Ambil positifnya aja!
Beneran lho, semua hal yang menyakitkan dulu kalo dipikir-pikir sangat berguna sekarang ini.
Waktu kerja di Koperasi itu, sistem yang dipakai udah mirip bank sekarang,bagaimana pelayanan yang baik, realisasi pinjaman, semuanya lah kalo dipikir-pikir sekarang ini, Oh... apa ini ya rencana Tuhan dulu naruh aku kerja di koperasi walau cuma 3 minggu, biar belajar? Dulu selama di koperasi harus laju tiap hari selama 1 jam padahal seumur-umur sekolah sama sekali ga pernah laju berangkat pagi pulang petang. Dulu rasanya capek, tiap hari ngeluh vapek banget, lelah, belum lagi kerjanya harus deket sama uang nasabah yang bukan main banyak. Ntar kenapa-napa, salah ngitung, salah buku tekor nombok, uang siapa? Sekarang semuanya seperti menjadi transparan sekali. Oh... ketika di koperasi dulu kaya gitu, sekarang kudu gini.

Terus di layanan kematian, banyak belajar terutama dapet wejangan sangat berharga untuk ber-attitude yang baik. Ga sembarangan memperlihatkan emosi. Ketika kita ga suka, ya bagaimana memaintain semangat kerja, berinovasi dengan keadaan supaya ga jenuh dan tetap fun dalam kerja terus juga mengendalikan emosi. Bersabar-sabar-sabar.... Tetep "berwajah malaikat, selalu senyum, ga boleh mbetatut muka dilipet 13, tapi SENYUM walau hati menangis.... Hiks...hiks...hiks...

Jadi inget juga pas jaman kuliah dulu, dulu bermimpi banget bisa sukses, kerja dengan gaji lumayan terus saving dan beli ini itu yang belum mampu kebeli buat mbeliin semua orang yang udah terdaftar dalam list (tapi RAHASIA hehehehehehe... Anda jugakah yang ada dalam list saya? hehehehehe). Dulu nyari uang 50 ribu selama 2 hari harus ikut jadi buruh laundry di kawasan tugu Semarang, waktu itu lagi ada program aksi sosial buat hari AIDS, kita mahasiswa yang masih sangat kere waktu itu ditawarin kerja 2 hari part time di laundry untuk konveksi tugasnya si simpel banget. CUMA nata celana hot pants, baju, dll menurut size. Tapi jadi ga simpel karena baju itu baru keluar dari mesin pengering dan press yang panas banget. Dan kerjanya di ruangan yang sangat panas, dengan mesin yang bising, dan dituntut untuk cepet banget. Inget masa itu, jadi inget buruh-burh laundry... Maaf bukan mengecilkan atau bermaksud lain. Mereka semua hebat, mereka adalah pejuang hidup. Dimana merekalah sebenarnya pejuang hidup. 2 hari yang melelahkan. Dan kerja itu sangat amat melelahkan cuma demi 50 hari harus bekerja dengan cara yang ga mengenakkan, panas, sumpek, dengan bahan kimia yang bikin tangan item (wenter kain yang dipakai membekas ditangan dan agak susah ilang). Inget jaman itu, jadi seperti tamparan... Aku harus bersyukur, harus! Ga boleh kaya gini lagi, apa yang ada harus dihadapi, yang ada didepan mata harus ditekuni, yang lalu ya sudah, Tuhan udah kasih jalan rejeki ini buat aku.

Inget juga jaman kuliah, harus ngelesi di beberapa tempat kadang berangkat jam 1 siang habis pulang sekolah sampai jam 9 malem baru pulang, dan pernah kecewa karena sedikit tertipu, akhirnya hanya dibayar 1/2 dari jatah seharusnya, misal perjam kita dapet Rp 10rb tapi yang kita terima cuman 5rb perjam... Pernah, capek, kadang dibelain ujan, terus malem-malem mana jauh banget sebulan setengah ngasi privat di bimbel cuman dapet 70rb, padahal uang bensin aja 1 bulan lebih dari itu, akhirnya keluar. Hehehehehe... 

Inget juga pas kuliah sampai jualan susu, jam 5 udah kudu bangun ke Ungaran ambil susu seger, dimasak, dibungkusin, dan maksimal jam 6 harus udah dianterin kekosan pembeli, dan setelah 2 minggu malah tekor coz bukan untung malah buntung harus berobat karena kecape'an. Heheheheeh

Dari dulu nyari duit itu sangat amat ga mudah.
Tapi dengan keadaan yang sekarang harusnya aku bersyukur, minimal walaupun lelah, walau kadang ga enak, walau sering bikin kacau kerjaan temen-temen coz masih anak baru yang bikin salah sana sini di tempat kerja dan ngrasa ga enak banget, walau juga statusnya cuman outsourcing dengan kontrak hanya 1 tahun pula. Bersyukur dan berpijak pada bumi, dulu mimpi itu pernah menuntunku dan mimpi itu aku perjuangkan untuk sampai di posisi ini. Sekarang Tuhan udah kabulkan mimpiku, bahkan kasih lebih banget malah, walau mimpi ini juga mengecewakan hatiku karena membuatku patah hati yang sudah 2 bulan belum ketemu obatnya juga, tapi harus belajar dan harus bisa bersyukur. Menapak pada bumi...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar