Aku meh ngendiko sesuatu ya...

Foto saya
Semarang, Jateng, Indonesia
"sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna. Jika aku boleh berandai-andai maka aku ingin hidupku seperti sebatang lilin, yang kecil, namun sangat dahsyat. Mampu memberi dengan sepenuh diri, walaupun konsekuensinya adalah habis tak bersisa."

Minggu, Juni 05, 2011

Hm... secangkir kopi dimalam hari

Bingung mau kasih judul pa? Mungkin lebih nikmat kalo malam dingin kaya gini, ngopi kentel apalagi dengan sepiring gedhang kepok yang kemebul digodhok opo di goreng garing... Yummy... (dan hanya dalam angan-angan!!!) hehehehehe

Kalo ngopi, biasanya ngobrol hangat ngalor ngidul bahas dari hal yang penting sampai hal yang ga penting, tapi kalo sendirian? Ya berpikir dan berbicara sendiri aja, bercakap-cakap dengan diri sendiri...
Ngobrol ngalor ngidul, sembari teng-teng crit (tenguk-tenguk crito) adalah hal yang sangat sepele, simpel namun kayanya sekarang ga bisa sesimpel itu dilakukan, terutama selain ga ada waktu karena kesibukan masing-masing, juga autis dengan gadget masing-masing, autis dengan HP, Lapy, COmpy, FB, BB dan lain-lain.

Mari kita ngobrol ngalor ngidul dengan diri sendiri... hehehehehehe
Oia tadi sejenak melewati sebuah pekuburan china yang ada di Muntilan kalo dari arah Jogja mau ke arah Magelang ada di Kiri jalan. Udah selama 23 tahun, dan sangat sering melewati pekuburan itu, dan tadi pas ada pemakaman, dan yang nganterin pemakaman sampai kejalan raya parkirnya, ada beberapa bus Ramayan juga. Bukan ngetime tapi nganterin keluarga duka. Ada hal yang sangat menarik mengenai kematian yang harus kita bahas, wahai diriku.. Hehehehehe...

Kita ga pernah ingin dilahirkan, namun Sang Empunya hidup mempunyai rencana sehingga kita ada, pada tanggal tertentu, misal nih tanggal 12 Januari Ceprot... lahirlah seorang bayi bernama Dodo. Kalo boleh milih, mungkin semua orang bukan hanya aku ingin lahir misal aja nih, lahir ditengah keluarga A, yang tinggal di Korea, pada tanggal ini, ntar kalo udah besar mau jadi artis korea terkenal yang digila-gilai banyak orang (bukan dikatain gila...gila...gila...!). Tapi inilah misteri Illahi (seperti judul sinetron ya?), berulang kali dipikir dan direnungkan, kadang sampai butek juga, kenapa si kita dilahirkan, ada rencana apa ya Tuhan mengirim kita didunia ini?

Kadang pertanyaan itu sering muncul, "buat apa ya aku ini hidup, dan apakah sejauh ini hidupku sudah berguna?" Pertanyaan yang sangat sulit dijawab, tapi patut untuk dijalani dan diusahakan.
Sering banget ketika aku (entah kalau kalian semua) putus asa dalam hidup dan merasa tak sanggup untuk bermimpi dan memandang kedepan lagi, berkata "kayanya hidupku sia-sia, dan lebih baik kalo aku mati aja kali ya? Toh ga akan ada yang kehilangan!"
Hehehehehe... pemikiran yang mungkin bisa sangat sempit dan egois sekaligus picik, tapi ga sedikit orang yang dengan sekali Lep... langsung LENGBET (alisa meleng kesambet) mati dengan sia-sia. Kadang juga kepikiran, kalo orang bunuh diri apa si yang dirasakan? Emang bunuh diri ga sakit apa? Kok banyak yang bunuh diri? Bunuh diri dengan mengiris nadi, lha wong kena pisau aja udah perih banget kaya gitu, lhah... itu pake sengaja mengiris diri sendiri kan sakit.
Terus bunuh diri minum obat yang tidak seharusnya atau racun, pasti juga tersiksa, ndadak kejet-kejet, ndadak kesakitan.
Menggantung diri, dan lain-lain juga paling ndadak mengalami sakit dulukan?

Lalu kenapa harus menyakiti sendiri dan mengakhiri hidup dengan sia-sia? Kenapa ga mengenakkan diri aja, bukan menyakiti diri. Ga usah mikir bunuh diri, ga usah juga mikir pengen mati cepet, lha wong hanya ada 2 hal yang pasti di dunia ini, yang pertama KEMATIAN, ga usah di cepet-cepet semua orang pasti mati. Jadi tenang aja tinggal tunggu giliran kan? Hehehehehe (enteng banget le ngomong!) yang kedua adalah BAYAR UTANG. Hahahaha sebagai insan perbankan yang baik dan benar, utang adalah hal yang pasti harus dibayar pada tanggal yang telah ditentukan tiap bulan rutin "baik untuk sejumlah pokok dan bunga dan ongkos-ongkosnya" hehehehe....

Mari untuk melepas ketegangan, kita seruput kopi khayalan kita malam ini, dan ambil pisang goreng khayalan dan kita nikmati... Sruput... cleguk... cp..cp...cp..cp... Sueger....


MAri kita kemon, melanjutkan Teng-Teng Crit kita. Kenapa kebanyakan orang takut untuk hidup, tapi malah tidak takut untuk mati? Hehehehehe Seharusnya kita takut mati karena ketika kita mati, katanya harus mempertanggungjawabkan semua yang kita lakukan di dunia ini, ditimbang baek buruknya, terus nunggu SK penempatan atas amal ibadah kita. Hm... menakutkan. Kita bahas yang ga menakutkan aja deh kalo gitu, hehehehe... ngeles... Entah setelah akhir hidup kita nanti apa yang akan terjadi. Kita ga tau, misterius! Cuman, jadilah pejuang untuk hidup, karena hidup memang anugerah dan sangat layak untuk diperjuangkan.
Jadi inget bulan september tahun lalu, seorang Teman kuliah meninggal setelah 1 bulan koma dan tanpa sempat sadar. Waktu nengokin ke Kudus, dalam hati menangis dan sangat bersyukur sekaligus ada banyak pertanyaan berkecamuk. Terimakasih karena aku masih bisa hidup hingga detik ini, dan menulis posting ini. Terimakasih karena aku diberikan sebuah kesempatan untuk lulus kuliah (walau prosesnya ga mudah) namun akhirnya lulus, dan setelah hampir 5 bulan menganggur dan menanti sangat panjang akhirnya sekarang bisa kerja juga.
Temanku meninggal saat skripsinya hampir selesai, kurang bab 5, dan kelengkapan aja udah bisa maju sidang. Dan andai ia masih ada disini, mungkin yang ia harapkan akan sama dengan apa yang kuharapkan, (waktu itu) lulus kuliah, wisuda, nyari kerjaan yang mapan, dan merencanakan masa depan untuk karir, menikah, dan terpasti adalah membahagiakan orang tua, membantu orang tua sebagai anak pertama. ya... hal semacam itu yang ada dipikiranku ketika menjenguk dia kurang lebih 3 hari sebelum dia pergi selamanya.
Ada banyak syukur yang aku panjatkan, ketika mengingat ini, hal terpenting adalah aku sehat, hingga hari ini aku masih sanggup bekerja mengupayakan semua dan melakukan segala sesuatu. Terutama sedikit membuat orang tuaku tersenyum (walau masih sering mengecewakan mereka). Bagi mereka yang sakit, ada banyak hal yang akan dilakukan dan dikorbankan agar mereka memperoleh kehidupan, tak peduli uang, tak peduli lagi harta benda, yang penting sembuh dan bertahan hidup.
Karena kita ga akan tahu, ga akan sadar, betapa hidup sangat berharga untuk disia-siakan. Apalagi kemudian berpikir bahwa "aku tak takut mati".

Mari kita teguk lagi kopi kita...sekedar meredakan topik yang mulai memanas dan menjadi makin berat...

Hidup itu perjuangan, kalo diibaratkan seperti seorang laki-laki atau perempuan yang mengejar cintanya. Inget acara reality show yang isinya bagaimana perjuangan seseorang untuk mengatakan cintanya pada pujaan hati, dengan cara yang unik dan berbagai cara termasuk tahan malu, tahan dipermalukan juga.
Kalo dianalogikan kita harus bisa jadi pejuang untuk diri kita. Ketika kita bener-bener jatuh, mati bukanlah solusi apalagi bunuh diri. Heran juga banyak banget artis korea yang bunuh diri karena depresi, dan masalah hidup. Padahal ganteng, cantik jan eman-eman tenan.Ini beberapa yang aku dapat dari berbagai sumber...

1.Lee Eun Joo




Pada 22 February 2005 malam hari Lee Eun Joo melakukan bunuh diri di apartementnya, di Bundang, Seongnam, hanya selang beberapa hari setelah ia lulus dari Universitas. Ia meninggal di usianya yang ke 24 tahun, dia menggorok pergelangan tangannya sendiri lalu setelah itu baru ia menggantung diri di apartementnya. Keluarganya mengatakan bahwa ia bunuh diri karena depresi berat dan mentalnya agak terganggu, dan mengatakan ia juga menderita insomnia karena melakukan adegan telanjang di film “The Scarlet Letter”. Lee Eun Joo pun meninggalkan pesan terakhirnya yang ditulis dengan darah sesaat sebelum ia meninggal yang isinya:

Bu, saya minta ma’af dan saya mencintaimu. dan juga ada sebuah catatan terpisah yang isinya:
Aku ingin melakukan banyak hal. Meskipun aku hidup, aku benar-benar tidak hidup. Aku tidak ingin mengecewakan siapa pun. Aku senang punya banyak uang… Aku ingin menghasilkan banyak uang.

Lee Eun Joo dikremasi dan diabadikan di dalam sebuah ruangan. Bahkan teman-teman semasa kuliahnya pun mengadakan In Memorian yang diselenggarakan sesaat setelah ia wafat.


2. Jung Da Bin




Film terakhir: He was Cool (2004)
Tv Series: That Summer Thypoon (2005)

Jung Da Bin meninggal dunia pada usia 26 tahun, tiga minggu sebelum ulang tahun ke 27. Meskipun keluarga dan teman-teman Jung Da Bin menanyakan adanya unsur non-bunuh diri dalam kematian Jung Da Bin, pihak berwajib mementahkan spekulasi tersebut setelah menjalani investigasi.
Artis muda nan cantik ini dikenal melalui penampilannya dalam film Rooftop Room Cat. Dikabarkan, Jung Da Bin mengalami depresi, sama seperti yang dialami U;nee. Kematiannya jelas merupakan sebuah kejutan besar di dunia hiburan di Korea, sebab baru sebulan sebelumnya, U;nee memutuskan bunuh diri.
Dikenal sebagai artis yang ceria dan mudah bergaul, Jung Da Bin telah muncul di banyak TV drama dan bekerjasama dengan beberapa bintang besar di Korea. Memulai karirnya sebagai model, ia mendapatkan perhatian publik pada tahun 2000 ketika ia mendapatkan peran di film Legend of Gingko sebagai versi muda dari karakter Choi Jin Sil. Karirnya semakin gemilang menginjak tahun 2003 berkat drama laris Rooftop Room Cat. Berkat drama inilah ia menjadi artis TV top.
Tahun berikutnya, ia membintangi komedi romantis layar lebar berjudul He Was Cool bersama dengan Song Seung Heon. Kemudia ia membintangi drama populer My 19-Year-Old Sister-in-Law bersama dengan Kim Jae Won. Karya terakhirnya adalah drama berjudul The Typhoon in That Summer pada tahun 2005.


3. U;Nee




Pada 21 Januari 2007, U; Nee gantug diri dirumahnya di Seogu, Incheon, Korea Selatan. Setelah kematiannya, neneknya mengadakan konferensi pers di rumah sakit. Dia membenarkan bahwa U; Nee menderita serangan depresi di mana dia mengambilobat dan mempunyai masalah yang berhubungan dengan ketenarannya, serta masalah pribadi lainnya.

4. Kim Ji Hoo




Kim Ji Hoo gantung diri di rumahnya di Jamsil, Korea Selatan pada 6 Oktober 2008. Sebuah catatan ditemukan di TKP yang berisi:
Aku kesepian dan dalam situasi yang sulit. Tolong mengkremasi tubuh saya.
Ibu Kim berkata bahwa ia mengalami banyak kesulitan, sementara polisi mengatkan bahwa ia bunuh diri disebabkan karena prasangka publik terhadap homoseksualitas terhadapnya.
Bahkan beberapa hari sebelum mengakhiri hidupnya, ia sempat menulis di webside pribadinya yang berisikan:
Life is like the wind. What’s there to agonise over? Meetings are happy, partings are sad, everything is just a moment

5. Woo Seung Yoon



Artis Woo Seung Yun yang baru saja berusia 24 tahun ditemukan meninggal pada pagi hari tanggal 27 April di rumahnya. Artis yang diperkirakan meninggal karena bunuh diri ini ditemukan menggantung dirinya di lemari pakaian. Depresi dituduh sebagai alasan dari bunuh diri tersebut.
Salah satu anggota keluarga Woo Seung Yun mengatakan bahwa baru-baru ini sang artis mendapat perawatan karena depresi yang dideritanya, tapi rupanya hal itu tak bisa menolong depresi yang sudah menggerogoti Woo Seung Yun.

Woo Seung Yun memulai karirnya sebagai model dan kemudian berakting dalam sebuah film berjudul “Herb”. Karya terbarunya adalah sebuah peran bersama Hwang Jung Min dalam film “Private Eye”.

6. Jang Ja Yeon



Seorang artis korea bernama Jang Ja-yeon ditemukan bunuh diri menggantung diri di rumahnya pada tanggal 7 Maret 2009. Artis yang membintangi Boys Before Flowers yang memerankan karakter Sunny adalah artis yang lebih mencengangkan, ternyata dia dijadikan budak sex oleh agensinya. Dia disuruh berhubungan badan dengan orang-orang kaya dan dipukuli jika dia menolak untuk melakukannya. Hal ini diketahui dari catatan yang dia tinggalkan sebelum meninggal. Bahkan rekan-rekannya di Serial Boys Before Flowers pun datang melayat seperti Lee Min Ho, Kim Joong, Kim Bum, Kim Joon, Goo hye sun, dan juga Kim So Eun serta rekan-rekan sesama artis lainnya.


 7. Park Yong Ha


Banyak pertanyaan dari aktor dan juga kenalan yang mempertanyakan alasan dibalik bunuh diri bintang 'Winter Sonata' tersebut. Pasalnya, para teman-temannya itu melihat sebelum menghembuskan nafas terakhir tak ada keganjilan atau keanehan yang diperlihatkan Park Yong Ha. Tetapi, setelah diselidiki lebih lanjut, kabarnya Park Yong Ha putus asa menghadapi penyakit kanker perut yang diderita sang ayah. Ayahnya sudah cukup lama menderita penyakit serius tersebut. Park Yong Ha sangat menyayangi ayahnya dan dia merasa bersalah atas penyakit yang diderita ayahnya tersebut. Dia sangat peduli dan selalu mengkhawatirkan ayahnya. "Setelah ayahnya dinyatakan sakit kanker, Park Yong Ha merawat ayahnya. Dia selalu mengkhawatirkan ayahnya" kata salah satu teman Park Yong Ha seperti dikutip dari Allkpop, Kamis 1 Juli 2010.Demi sang ayah, aktor yang juga penyanyi ini rela istirahat sementara dari karirnya yang sedang cemerlang di dunia keartisan Korea. Dia memilih untuk tinggal di rumah dan merawat ayahnya yang sedang sakit."Dia lebih fokus merawat ayahnya," ucap temannya lagi.Keluarga besar Park Yong Ha memutuskan untuk tidak melakukan otopsi pada jenazah aktor tersebut. Mereka ingin segera memakamkan jasad Park Yong Ha.

Sangat disayangkan bukan?
Hm...
Mari kita habiskan saja kopi kita dalam sekali teguk, karena udah hampir malam dan besok juga harus kerja lagi....
Golek Do It... Golek Do It... Golek Do It...
Hehehehehe

Menyadari bahwa hidup sangat berharga adalah penting, satu buah renungan mengakhiri acara Teng-Teng Crit kita kali ini...
Ketika satu saat memang jatah kita sudah berakhir, ada berapa banyak ya orang yang akan mengantakan aku sampai tempat tidur abadi?
Setelah seratus hari berapa banyak orang yang masih mengenangku?
Setelah satu tahun berapa banyak yang mengingatku?
Setelah 1000 hari berapa banyak juga yang mengingatku pernah ada disini?
Lalu apa yang mereka ingat tentang aku?
Aku yang seperti apa???

Untuk menjawab itu mungkin sebuah solusi yang bisa ditawarkan adalah lakukan yang terbaik selagi kita masih punya waktu, mencoba lebih banyak bersyukur dan lebih banyak "tersadar" daripada terlelap dalam sadar...

Sekian...
Semoga berguna


Uahmmmm.... Ngantuk...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar