Aku meh ngendiko sesuatu ya...

Foto saya
Semarang, Jateng, Indonesia
"sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna. Jika aku boleh berandai-andai maka aku ingin hidupku seperti sebatang lilin, yang kecil, namun sangat dahsyat. Mampu memberi dengan sepenuh diri, walaupun konsekuensinya adalah habis tak bersisa."

Sabtu, April 09, 2011

Mini LOVE-DONGENG Story



“Pangeran
Dan
Wanita pengelana”




Aku adalah wanita pengelana,
yang mencoba mencari kebebasan dan kemerdekaan.
Mencoba membebaskan diri dari belenggu rasa sakit.
Mencari apa yang disebut dengan kemenangan hari atas masa lalu.
Tak terpikir sebelumnya untukku untuk tetap menetap di suatu tempat.
Aku ingin seperti burung, terbang bebas, tanpa memikirkan dimana aku kan singgah.
Tanpa takut kelaparan dan kesepian.
Hidupku bebas, dan ringan.

Aku tak percaya bahwa cinta itu bahagia,
Aku bukan seorang puteri cantik,
dengan paras ayu mempesona,
tubuh molek dibalut busana indah,
tuturku tak sehalus beledu.
Tapi aku tahu aku istimewa.


Pangeran itu tak tampan,
tapi dia mampu membuatku tertawa.
Pangeran itu begitu tempramental.
Senang berteriak dan memerintah tak keruan.
"PELAYAN..."
Bahkan mengumpat-umpat.
Tapi jauh dalam lubuk hatinya aku melihat bahwa ia adalah pengeran kesepian.
Semua gemerlap yang disekelilingnya,
tak mampu membuat hatinya bersinar.
Sinarnya pudar karena masa lalu.
Tapi jauh di lubuk hatinya, aku tahu dia seorang yang baik.
Aku ingin membuatnya bersinar kembali.

Aku tak butuh hartamu
karena harta tak mampu membeli semuanya.
Uang tak bisa menukar cinta,
uang bisa membeli seks,
bahkan wanita cantik.
Tapi bukan cinta.

Cinta tak butuh alasan,
seperti aku mencintaimu.
Aku tak tahu kenapa?
Kamu bukan seorang tampan yang aku khayalkan.
Kamu bukan seorang yang sempurna,
tapi karena aku juga tidak sempurna maka aku akan mencoba menerimamu.

Sang pengelana mencintai pangeran dengan segenap hati,
sebelum pangeran mencintainya,
Sang pengelana terlebih dahulu mencintai pangeran,
tanpa mampu berharap banyak untuk mendapatkan hari sang pangeran.
Karena Pangeran selalu menceritakan puteri lain,
Puteri negeri antah berantah yang jauh lebih cantik,
"bukan seorang wanita sepertiku" pikir Wanita pengelana.
"Aku tak memiliki kualitas seorang wanita".
Aku tak ingin menjadi orang bodoh yang mengulang kesalahan yang sama.

"Aku ingin dicinta apa adanya aku.
Aku ga mau jadi orang lain, berkamuflase agar diterima" Kata Pengelana sambil menahan sakit.
Namun Pengelana terus mendengarkan cerita Sang pangeran.
Karena Sang Pangeran terlihat sangat bahagia.
Ada sinar cerah dimatanya.
Pengelana, mencoba untuk menanggapi dengan antusias,
"Pangeran, jika pangeran mencintai Puteri, kejarlah dia".
Seperti itu berulang-ulang.
Rasanya telah tak sanggup bagi Pengelana untuk berbohong seperti itu.
"Aku ternyata masih wanita bisa, yang masih sakit karena cinta"
Baju zirah ini tak cukup menutupi hatiku yang rapuh.
Pedang dipinggang ini tak juga memperlihatkan kekuatanku.

Ditengah rasa sakit dan kecewa yang tak jelas asal usulnya,
Pengelana berlari, mencoba menghilangkan rasa janggal itu dengan berkuda,
memacu kuda sekencang mungkin, tak peduli bahwa kuda yang ditunggangi adalah kuda tua.
Kuda yang harusnya pensiun dan istirahat menikmati masa tua.
Dan akhirnya Pengelana terjatuh dari kuda,
terlempar dari kuda yang lelah memanggul beban berat.
Luka ditangan tak seberapa dibanding dengan luka dihati.a
Telah seminggu luka itu tak kunjung mengering,
seperti luka dihati yang juga makin menganga.

Pangeran yang baik, mengetahui apa yang terjadi pada pengelana itu.
Ia mengobati tangan kanan pengelana yang tak kunjung mengering.

Deg... deg... deg...
Jantung Pengelana berdetak tak menentu,
Ia menutup mata dengan menekuk lutut hingga menyentuh dahi.
Menutupi rasa sakit yang tak terperi serta menutupi detak jantung yang tak mau berkompromi itu.

Waktu berjalan sebagaimana waktu harus berjalan,
tapi bagi pengelana waktu sangat cepat berjalan.
Seakan semua berlari tanpa kenal berhenti.

Pengelana dan Pangeran menghabiskan hampir tiap hari selama 8 jam bersama.
Membincangkan tentang pekerjaan,
membindangkan tentang banyak hal dan menertawakan banyak hal.
Pangeran yang cuek dan sangat riang.
Seperti anak kecil yang tanpa beban.
31 Tahun tapi seperti 13 tahun.

Pengelana yang kata pangeran "guilty" selalu merasa bersalah.
Pengelana yang gamang, ingin terlihat seperti wanita dewasa,
namun kadang selalu "kelepasan" tertawa terbahak seperti kuli pelabuhan,
menikmati musik secara reflek dan asyik dalam dunia sendiri.
Dan ketika melihat itu Pangeran akan langsung menertawakan dia dengan kepuasan ekstra.
Apalagi ketika hari berpantang makan daging, Pengelana yang pelupa malah dengan bangga mengatakan
"aku baru saja memasak ayam, hmmmm... enak"
lalu Pangeran terbahak dan memperolok Pengelana 2 hari lamanya tanpa berhenti.
Ingin rasanya Pengelana mengerut masuk dalam sela-sela batu agar tak terlihat.
Huffff.......

Aku ingin selalu ada untukmu,
dekat denganmu,
24 jam, 60 menit, 60 detik, selalu ada,
tapi andai keadaan tak seperti ini.
Aku ingin selalu menjagamu, melindungimu.
Pangeran memiliki kebiasaan aneh,
Mamahbiakchildishnemic
Memakan, makanan anak kecil.
Bayangin dong, seorang pangeran, ketika nanti menjadi seorang raja
Yang harus memerintah dan berwibawa, memerintah sambil ngemilin chiki.
AAAPAAAAA KATA DUNIA?
CHIKI bikin bego, bikin mati.
Karena Chiki mengandung ramuan yang diciptakan nenek sihir agar anak-anak malas,
dan gemuk dalam waktu seketika.
Pangeran yang tambun dengan nikmat memamahbiak semua makanan jahat itu.
Si Pengelana yang melihat langsung, merebut chiki di tangan pangeran.
Pangeran Speachless, tak mampu berkata-kata, hanya memandang Pengelana dengan kebencian ekstra.
Seperti anak kecil Pangeran ngambek alang kepalang, marah besar.
Sungguh menggelikan.
Pengelana menyembunyikan Chiki itu,
Pangeran mampu menemukannya.
Namun kali ini memakan Chiki itu kembali dengan 2 kawan setianya,
dua ekor anak naga yang bau dan nakal.
2 anak naga yang sudah seperti anak Sang Pangeran.


Banyak hal yang membuatku tak bisa memilih untuk didekatmu selalu.
Karena hidupku bukan hanya untukku.
Hidupku untuk yang lain.
Aku bukan hanya ingin sekedar membahagiakanmu.
Jika kau tahu isi hatiku,
sungguh sakit ketika dalam beberapa hari ini akan meninggalkanmu,
dan perlahan tapi pasti kamu mungkin akan membenciku.
Aku harus pergi karena tempatku bukan disini, dan karena aku Pengelana.

Tapi hidupku harus terus berjalan.
Aku mencintaimu tapi aku tak bisa terus tinggal di negerimu.

Aku takut kamu menjadi seseorang yang tak kukenal dulu.
Seseorang yang melarikan diri dari hidup,
menjadi skeptis membenci hidup.
Kembali menjadi gumpalan sound system dan pangeran menyebalkan yang hobi teriak-teriak.

Aku ingin menyatakan bahwa aku sangat mencintaimu,
tapi aku wanita.
Katamu Wanita tak boleh menyatakan perasaannya.
Baiklah...

Hari kepergian yang direncakan makin dekat.

Dan Pangeran merasakan ada sesuatu yang bergejolak dalam hatinya.
Sesuatu yang lain untuk Si Pengelana dekil itu.
3 minggu bersama Pengelana tanpa ia sadar,
ia telah berubah.
Ada sesuatu yang menarik dari Pengelana itu dan mampu meluluhkan hati Pangeran,
Pangeran ingin menahan Pengelanan untuk tak pergi namun ia tak tahu harus bagaimana?
Ia takut kehilangan wanita istimewa itu.

Ini bukan sebuah kisah dongeng puteri dan pengeran yang happy ending,
Juga bukan kisah sad ending.
Ini kisah tak berujung.
2 hari lagi Pengelana akan meninggalkan Pangeran,
Dan dalam 2 hari ini Pengelana menunggu Pangeran.
1 kalimat pendek yang ditunggu oleh Pengelana.
”Aku mencintaimu”.
Atau tidak sama sekali.

Satu kisah indah telah disiapkan oleh Pengelana, sebuah dongeng pengatar tidur.
Yang akan dipersembahkan pada Pangeran.
Dongeng yang merepresentasikan hatinya.
Kisah yang mengabadikan apa yang pernah ia rasakan dan akan ia ceritakan pada anaknya kelak.
Kisah itu tanpa akhir yang jelas karena ending dari dongeng ini adalah kita yang menentukan.
Apakah pangeran akan bahagia selamanya dengan pengelana?
Atau Pengelana itu akan pergi untuk selamanya?
Begitu kata Pengelana saat bersama Sang Pangeran melintasi
Padang rumput nan hijau dihari yang cerah, di suatu pagi.
Dalam hati Si Pengelana yang jatuh cinta itu berharap semoga Pangeran memahami makna kiasan tersbut dan tahu cinta yang tak terbendung yang ada dalam lubuk hati Si Pengelana.

Pangeran yang terus sibuk dengan pikirannya tentang puteri-puteri negara antah berantah itu tak sedikit pun menangkap isi hati si Pengelana.

Ketakutan Pangeran untuk kehilangan Si Pengelana istimewa sirna, secepat rasa egois dan posesif itu datang. Secepat itu juga pergi. Karena setelah 2 hari berlalu,
Dengan ketetapan hati si Pengelana memutuskan untuk tetep tinggal menenmani Pangeran.
Dengan satu tekad,
Tiap hari Pangeran mampu tertawa dengan riang.
Dan akhirnya menjadi seorang Raja yang hebat,
Di cintai rakyat, dan kuat.

Bertahun-tahun kemudian...
Cinta Pengelana menjadi suatu hal yang sia-sia.
Dengan cinta yang tak pernah padam Pengelana terus mendampingi Pangeran, hingga Pangeran mampu menjadi raja yang dicintai oleh rakyatnya.
Dan Pangeran memiliki seorang Puteri pilihan hati yang menjadi Permaisuri hatinya dan Permaisuri kerajaannya.


Dan suatu hari ditengah hujan dan petir yang lebat menyambar
Pengelana meninggalkan Pangeran,
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar