Aku meh ngendiko sesuatu ya...

Foto saya
Semarang, Jateng, Indonesia
"sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna. Jika aku boleh berandai-andai maka aku ingin hidupku seperti sebatang lilin, yang kecil, namun sangat dahsyat. Mampu memberi dengan sepenuh diri, walaupun konsekuensinya adalah habis tak bersisa."

Rabu, Juni 03, 2009

"Renungan Dari Selembar Kain Pel"


Apakah kita sering menyadari, dan mengamati bagaimana filosofi sebuah kain pel? Memang untuk apa mengamati kain pel yang kotor dan kadang menjijikkan karena warnanya coklat, “lethek”, dan kumal. Namun jika perhatikan dengan sekasama, kain pel akan menjadi sangat kaku, tak bisa kita gunakan sama sekali untuk membersihakan. Kainnya akan mengeras dan tidak mudah diatur. Namun jika kita basahi, kita celup dalam air, diberi cairan pembersih, maka kain itu akan menjadi lentur, mudah kita gunakan dan yang pasti akan berguna.

Kadang hidup kita pun seperti kain pel, entah kita menyadari atau tidak. Kita menjadi kaku, sulit diatur, bahkan menjadi tak berguna ketika kita kering, ketika jauh dari air. Ketika masalah mendera kita, bahkan masalah satu belum terselesaikan, masalah lain datang. Tak jarang masalah ini tidak membuat kita dekat dengan air, atau Tuhan. Namun tak jarang malah menjauh, membuat kita menjadi kering, kaku, kotor, keruh dengan masalah-masalah kita.

Hidup akan menjadi bermakna ketika kita berguna, untuk menjadi berguna kadang tidak mudah. Banyak hal yang mungkin menyakitkan bagi kita dalam serangkaian proses agar hidup kita berguna dan lentur. Yang utama adalah kita harus mendekat pada air, atau Tuhan agar kita tetap lentur, dan dapat digunakan. Jangan biarkan hati kita mengeras, dan menyimpan banyak kotoran yang tidak bersih kita cuci. Biarkan Tuhan menggunakan kita, membersihkan dan membasahi hati kita selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar