
Bila aku dewasa nanti
Bila aku menemukan pasangan jiwaku
Aku ingin seperti patung lara blanya
Selalu duduk berdampingan dengan damai
Harmonis
Berdua tak terpisahkan
Dan mesra
Suatu saat bila aku menemukanmu
Aku ingin agar kita bisa selalu duduk berdampingan
Tanpa ada percek-cokan
Tanpa ada tangan yang melayang
Kepalan tangan yang mendarat disembarang tempat
Atau caci maki
Patung lara blanya…
Indah
Dan mistis
Seperti cinta…
Dalam 20 kali pergantian musim penghujan ini
Aku menemukan berbagai wajah cinta itu
Cinta kadang datang seperti Buto Cakil yang Methakil
Jahat, Usil menganggu…
Kadang seperti Babak Uyon-uyon
Saat punokawan masuk dalam sebuah pementasan
Begitu mengelitik, segar, lucu dan sarat ajaran
Atau kadang seperti kisah perang Mahabarata
Menegangkan, penuh konflik, gejolak dan intrik
Suatu ketika aku mencari belahan jiwaku
Aku bertualang
Mencoba menjadi sebuah pelabuhan yang baik untuk setiap kapal
Kapal yang kehabisan bahan bakar
Kapal yang sekedar mengisi perbekalan
Bahkan tongkang kecil pun boleh singgah
Namun aku tak menemukan blanya ku
Blanya yang merupakan penyeimbang
Yang mampu membuatku sempurna
Seperti yin dan yang
Tapi aku justru kecewa…
Berkali aku kecewa
Dimana blanya ku?
Jika aku seorang srikandi akan kah aku menemukan arjunaku?